Menguak Isu Gen Alpha yang Tidak Kenal Sopan Santun
Gen alpha tidak sopan? Apakah pernyataan ini benar? Atau sebenarnya hanya sesuatu yang dibesar-besarkan?
Konflik antar generasi merupakan salah satu konflik klasik sepanjang sejarah peradaban manusia.
Meski tidak termanifestasikan dalam perang berdarah-darah, generasi tua dan muda hampir selalu mengkritik satu sama lain.
Gen alpha sebagai generasi termuda sering menjadi sasaran kritik generasi yang lebih tua seperti milenial dan boomer.
Bahkan tak jarang, gen Z pun turut mengeluhkan generasi tersebut dengan tuduhan perilaku kurang sopan.
Apa Benar Gen Alpha Tidak Sopan?
Pengertian gen alpha adalah pada dasarnya mereka yang lahir pada tahun 2010 hingga 2025. Generasi ini, dengan demikian, terdiri dari anak-anak yang masih balita hingga remaja 15 tahun.
Sikap kurang sopan gen alpha, sayangnya memang ada benarnya. Lauren Brown West-Rosenthal seorang author Parents.com menyebut bagaimana anaknya yang merupakan gen alpha memiliki sifat yang lebih keras dibanding dirinya.
Menurutnya, mereka tak akan takut melawan status quo yang dianggap salah. Sementara dirinya hanya berani mengkritik orangtuanya sendiri saja.
Alasan Mengapa Gen Alpha Tidak Sopan
Sikap kurang sopan dari gen alpha sebenarnya terjadi bukan tanpa sebab. Menurut psikologis Catherine Nobile, sikap tersebut muncul karena adanya perubahan sosial yang cukup signifikan.
Berbeda dengan generasi sebelumnya, gen alpha mendapatkan paparan tentang isu-isu besar sejak masih kecil.
Berkat teknologi digital, mereka terekspos dengan konflik menggemparkan seperti perang Israel-Palestina, perang Rusia-Ukraina, dan lain sebagainya.
Mereka pun dengan cepatnya bisa membaca analisis atas isu-isu krusial yang terjadi di negara lain.
Bahkan gossip artis luar negeri seperti P. Diddy sangat cepat mereka ketahui. Bukan tak mungkin, mereka kemudian membuat opini sendiri sebagai respon atas hal-hal tersebut.
Kondisi tersebutlah yang membuat gen alpha menjadi sangat kritis. Mereka tak mau menerima penjelasan dari orang lain hanya karena orang tersebut lebih tua. Mereka hanya akan menerima pendapat yang menurut mereka masuk akal.
Tantangan Besar bagi Orangtua dan Guru
Sikap kritis, tak takut berbeda pendapat, hingga melek dengan berbagai isu global merupakan beberapa ciri utama gen alpha.
Sikap-sikap ini memang kadang bisa menciptakan persepsi gen alpha tidak sopan. Padahal, kenyataannya tak sepenuhnya benar.
Orangtua maupun guru tentu perlu memahami hal tersebut dengan menyeluruh. Jangan sampai hanya karena ada siswa atau anak gen alpha yang menolak pendapat orangtua, lantas ia mendapat label “kurang ajar.”
Tumbuh dengan paparan digital yang tinggi di mana setiap orang bebas beropini tentu membuat generasi ini sangat kritis.
Daripada sekedar marah-marah, berikut ini beberapa sikap yang bisa orangtua dan guru adopsi saat menghadapi gen alpha:
- Mengajari mereka cara membuat opini dengan lebih bijak meski tetap kritis.
- Meminta mereka tak asal mempercayai apa yang ada di internet.
- Mengajari mereka cara menyuarakan ketidaksetujuan dengan sopan.
Beda Generasi, Beda Situasi!
Sekedar mengeluh gen alpha tidak sopan tidak akan menyelesaikan persoalan yang ada.
Meski generasi ini menunjukkan beberapa karakter yang rentan dianggap kasar, namun ada alasan tersendiri mengapa mereka berperilaku demikian.
Salah satunya, sebagaimana yang disebut sebelumnya, adalah paparan dunia digital yang begitu signifikan. Alhasil, sejak kecil, mereka sudah terbiasa membaca isu-isu global dan meresponnya secara bebas pada ranah jagad maya.
Baca Juga : 7 Dampak Buruk Akibat Anak Kecanduan Gadget, Yuk Hindari!
Orangtua dan guru yang lebih dewasa tentu harus bisa memahami situasi ini dengan jelas.
Jadi daripada sekedar mengeluh gen Alpha tidak sopan, baik orangtua maupun guru bisa mengarahkan generasi muda tersebut untuk bersikap lebih baik tanpa kehilangan daya kritisnya.
Zamam sudah dimasukin oleh generasi anak-anak yang menyebalkan