4.5
(133)

“Makan Bergizi Gratis”, Sudahkah Memenuhi Nutrisi Gizi Anak? – Tak hanya citra gemoy yang membuat Prabowo dan Gibran terpilih sebagai presiden dan wakil presiden baru di Indonesia. Salah satu program andalan yang membuat pasangan ini disukai publik adalah MBG alias Makan Bergizi Gratis.

Yang jadi pertanyaan, apakah betul gizi anak tercukupi dengan program makan gratis ini?

gizi program makan gratis
© indonesia.go.id

Mengenal Latar Belakang Program MBG 

Program MBG diangkat salah satunya untuk memerangi fenomena stunting.

Berdasarkan data terbaru dari Survei Status Gizi Indonesia atau SSGI, angka stunting di negara ini memang masih tinggi, di level 21,6%.

Di beberapa daerah seperti Papua, tak sekali dua kali terdengar kejadian kelaparan yang menyebabkan sebagian warga meninggal dunia.

Stunting sendiri tidak bisa dimaknai sekedar sebagai fenomena individu dengan tubuh pendek.

WHO menjelaskan bahwa anak-anak yang mengalami stunting akan gagal mencapai potensi fisik dan kognitif mereka sepenuhnya.

gizi program makan gratis
© indonesia.go.id

Sebuah kajian literatur berjudul ‚ÄòDampak Stunting terhadap Kemampuan Kognitif Anak‚Äô juga memperlihatkan ada hubungan antara stunting dengan rendahnya daya intelektualitas. 

Kondisi tersebutlah yang membuat program MBG lahir. Presiden Prabowo sendiri, dalam keterangannya, menyatakan yakin bahwa MBG bisa memerangi stunting, meski efeknya baru akan terasa bertahun-tahun kemudian.

Memahami Konsep Gizi Cukup bagi Anak

Memastikan anak mendapatkan gizi yang cukup agar tidak mengalami stunting sendiri bukanlah hal yang mudah.

Anak membutuhkan gizi lengkap dari berbagai nutrisi esensial seperti protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral.

Pemberian makanan dengan kandungan gizi tersebut pun harus dilakukan secara seimbang.

Tanpa keseimbangan yang ideal, anak justru bisa mengalami berbagai masalah, termasuk obesitas akibat asupan karbohidrat yang terlalu tinggi.

Apakah Gizi Anak Tercukupi dengan Program Makan Siang Gratis?

Meski memiliki visi yang sangat baik, MBG masih memiliki kekurangan di sana-sini. Berikut beberapa masalah pada penerapan program MBG. 

1. Mitra MGB Belum Tentu Paham Gizi

Penyedia makanan dalam program ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari katering lokal hingga usaha kecil menengah.

Tidak semua pemilik usaha tersebut memiliki pemahaman yang cukup tentang standar gizi yang baik yang membuat efektivitas program ini kurang meyakinkan.

2. Susu yang Diberikan Masih Susu Kental Manis

Tak sekali dua kali terlihat bahwa anak mendapatkan susu kental manis, bukan UHT. Padahal susu kental manis hanyalah minuman dengan perasa tertentu yang kandungan susu murninya sangat sedikit.

Alih-alih bisa memperbaiki gizi anak, program ini justru bisa meningkatkan risiko kesehatan bagi si kecil.

3. Porsi Sayur dan Lauk yang Terlalu Sedikit

Pada beberapa unggahan foto MBG, terlihat porsi sayur dan lauk pauk yang terlalu sedikit.

Padahal untuk memastikan gizi anak tercukupi dengan program makan siang gratis ini, justru kedua komponen itulah yang mestinya diperbanyak.

4. Budget yang Kurang

Program MBG membutuhkan anggaran besar untuk memastikan setiap anak mendapatkan makanan berkualitas.

Padahal dana yang ada sangat terbatas. Indonesia juga sedang mengerjakan berbagai megaproyek yang menyedot anggaran seperti pembangunan IKN. 

5. Tidak Tertarget

Tidak semua anak di Indonesia rentan mengalami stunting. Mereka yang berasal dari kelas menengah atas, secara umum sudah terpenuhi gizinya oleh orangtuanya di rumah.

Sementara bagi anak-anak yang rentan stunting, pemberian MBG sekali sehari belum tentu efektif mencegah kekurangan gizi.

Semestinya, pemerintah fokus menarget keluarga miskin yang memang rentan pada stunting, bukannya menyediakan makan siang gratis untuk semua anak di Indonesia.

Baca Juga : Sudahi Korupsi Dari Akarnya : Pendidikan Anti Korupsi bagi Anak

Jadi Begini Kesimpulannya

MBG merupakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto dengan wakilnya Gibran Rakabuming Raka.

Program tersebut, sebagaimana yang presiden nyatakan bermaksud untuk memberantas fenomena stunting demi mewujudkan visi Indonesia emas 2045.

Meski memiliki tujuan yang sangat baik, pada pelaksanaannya program ini masih menunjukkan kekurangan di sana-sini.Lantas, apakah program ini mesti ditinggalkan? Tentu tidak.

Namun pemerintah harus memperbaiki berbagai kekurangan yang ada supaya gizi anak memang tercukupi dengan program makan siang gratis tersebut.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik salah satu bintang untuk menilai.

Nilai rata-rata 4.5 / 5. Jumlah vote: 133

Categorized in: