Bagaimana Seharusnya Menyikapi Pubertas Anak Remaja?
Masa pubertas merupakan masa normal yang akan dialami setiap manusia. Meski demikian, masa ini juga memiliki cukup banyak kerentanan. Oleh karena itu sebagai orangtua kita perlu siasat untuk menyikapi masa pubertas kepada anak remaja kita.
Sebagai orangtua, sudah menjadi kewajiban untuk menemani anak pada masa-masa membingungkan tersebut. Meski tidak mudah, namun terdapat beberapa kiat efektif yang bisa orangtua lakukan.
Pubertas itu Apa sih?
Pubertas merupakan suatu proses mental dan fisik di mana anak-anak mengalami perkembangan menjadi manusia dewasa.
Selama proses ini, anak akan mulai menampakkan ciri kelamin sekunder seperti tumbuhnya payudara pada wanita dan perubahan suara pada laki-laki.
Mengapa Harus Menyikapi Masa Pubertas untuk Anak Remaja?
Meski merupakan hal yang normal, namun masa pubertas adalah masa yang membingungkan. Sebab tak hanya tubuh biologis yang berubah, ekspektasi sosial terhadap anak pun perlahan akan turut mengalami perubahan.
Mentally Healthy Schools bahkan menyatakan remaja yang sedang pubertas beresiko mengalami gangguan makan, depresi, hingga perilaku anti sosial.
Belum lagi pada masa ini, anak rentan dengan hal-hal seperti:
- Perilaku nakal.
- Aktivitas seksual.
- Konsumsi makanan dan minuman dewasa seperti miras.
- Konsumsi media khusus orang dewasa.
4 Cara Menyikapi Masa Pubertas untuk Anak Remaja
Lantas bagaimana cara menyikapi anak remaja yang sedang puber? Yuk, simak beberapa kiat berikut ini.
1. Berikan Edukasi Seks
Pertama, berikanlah pendidikan mengenai seksualitas yang baik pada anak. Berikan pemahaman bahwa saat ini mereka sedang mengalami pertumbuhan seks sekunder sehingga wajar bila merasa tak nyaman.
Ajak juga anak untuk berdialog mengenai aktivitas seksual yang aman dan bertanggung jawab. Tekankan bahwa mereka belum boleh melakukan aktivitas seksual sebab mereka belum mandiri dan masih memiliki masa depan yang panjang.
Selain itu, pastikan anak tahu mana batasan yang benar saat didekati orang dewasa. Jangan sampai anak menjadi korban pelecehan hanya karena ia tidak paham urusan seperti ini.
2. Gunakan Gaya Komunikasi Terbuka dan Demokratis
Orangtua tak akan bisa menyikapi masa pubertas untuk anak remaja dengan menerapkan gaya komunikasi yang tertutup.
Jujurlah pada anak dan minta anak untuk melakukan hal yang sama. Dengan begitu, tidak akan ada sesuatu yang ditutup-tutupi dan bermasalah di kemudian hari.
Misal urusan pertemanan. Biarkan anak bicara apa adanya tentang teman-teman tanpa sedikit-sedikit dinasehati. Jadi bila ada sesuatu yang bermasalah, orangtua bisa secara terbuka menyatakan kekhawatirannya.
3. Jangan Terlalu Mengekang
Hindari sikap yang terlalu mengekang pada buah hati. Kekangan orangtua justru bisa membuat anak melakukan sesuatu secara diam-diam atau malah merasa sangat tertekan.
Studi yang dilakukan Keith A. King dan kawan-kawannya, misalnya, menemukan didikan yang terlampau keras bisa membuat anak depresi di kemudian hari.
Daripada anak mengalami hal tersebut, buatlah kompromi pada mereka. Contoh, membolehkan anak berpacaran namun tidak mengizinkannya pergi berdua sendiri. Atau, membolehkan anak ikut kegiatan malam namun ia harus mau di antar jemput.
4. Dukung dengan Kegiatan Bermanfaat
Bagi orangtua yang khawatir anaknya salah pergaulan, berikankah alternative kegiatan yang menyenangkan.
Misal, menawarkan anak yang suka berolahraga untuk kursus voli daripada ia berteman dengan kawan-kawannya yang merokok. Begitu pula bila anak tertarik dengan dunia akting. Orangtua bisa mendaftarkan anak ke sanggar kreatif terdekat.
Kesimpulan
Masa pubertas merupakan masa yang cukup kompleks. Bagi anak remaja, masa ini sering ditandai dengan sifat impulsif dan keinginan mencari jati diri yang tinggi. Karena itulah penting bagi orangtua untuk menemani buah hatinya melewati masa tersebut.
Baca Juga :Tips Krusial Menyikapi Masa Pubertas Pada Anak Perempuan
Usahakan menerapkan gaya komunikasi terbuka, tidak terlalu mengekang, dan memberikan pendidikan seks yang baik. Selain itu tawarkan juga opsi aktivitas menarik agar anak tak terjerumus pergaulan yang salah.
Nah kiranya, demikian beberapa kiat menyikapi masa pubertas untuk anak remaja. Semoga bermanfaat.