Stop! Gunakan Gadget untuk Mengontrol Anak
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan suatu gejala tidak sehat yang anak alami akibat orangtua selalu mengontrol anaknya dengan gadget seperti ponsel, tablet, sampai pemakaian laptop untuk melakukan kontrol pada si buah hatinya.
Coba ingat-ingat dan lihat sekeliling kita. Pasti kita sering melihat orangtua yang menyita smartphone anaknya ketika mereka berbuat nakal?.

Sebaliknya, tak jarang juga orangtua membelikan hadiah gadget bagi anaknya yang berprestasi.
Penggunaan teknologi yang demikian, meski tak bisa benar-benar dianggap salah, namun juga tidak sepenuhnya tepat.
Orangtua harus berpikir lebih holistik kala menggunakan teknologi untuk mendidik buah hatinya. Apalagi data terbaru dari A.I menunjukkan suatu fenomena yang sangat memprihatinkan.
Pada laporan berjudul State of Mobile 2024, bahwa orang Indonesia menempati peringkat pertama sebagai pengguna smartphone tertinggi setiap harinya.
Dampak pada Anak Pra Remaja
Joanne Orlando, peneliti dari Technology and Learning, Western Sydney University menemukan bahwa anak 12 tahun ke bawah mengasosiasikan gadget seperti iPad sebagai perilaku baik.
Salah seorang anak yang ditemuinya bahkan dengan bangga menyebut dirinya anak yang baik karena memiliki 2 iPad.
Pandangan tersebut terbentuk karena sejak kecil orangtuanya menghadiahinya dengan gadget saat mereka tidak nakal.
Orangtua akan mulai dengan mengizinkan anaknya mereka bermain ponsel sampai membelikan mereka gadget tersendiri saat berbuat baik.
Namun secara tidak langsung, anak jadi berpikir sempit, mengasosiasikan gadget dengan kebaikan. Padahal, orangtua mestinya mengajarkan anak menggunakan teknologi dengan benar untuk menjadi kreatif dan kritis.
Dampak pada Anak Remaja
Dampak penggunaan teknologi untuk mengontrol anak juga berlaku pada mereka yang sudah remaja.
Masih dari penelitian Joanne Orlando, ditemukan ternyata anak remaja sering merasa privasinya terancam saat orangtua mengambil ponsel mereka sebagai hukuman.
Seorang anak remaja bahkan mengaku dirinya sangat takut orangtuanya membuka ponsel miliknya ketika mereka menyitanya.
Karena ketakutan inilah akhirnya mereka memilih diam saat menghadapi masalah. Mereka tidak ingin dianggap berbuat salah sehingga orangtua mereka mengambil ponselnya yang diartikan sebagai ancaman akan privasi.
Hal yang Harus Orangtua Pahami
Daripada sekedar menggunakan teknologi untuk menghadiahi serta menghukum anak, semestinya ini yang orangtua lakukan.
Hukum dan Hadiahi Sesuai Tindakan
Tidak semua kesalahan maupun prestasi anak mesti diganjar dengan gadget. Anak yang berhasil jadi juara 1, misalnya, bisa diberikan hadiah buku, tiket ke taman edukasi, hingga wisata ke taman nasional.
Begitu pula dengan hukuman. Tak semua hukuman harus berujung pada penyitaan ponsel. Anak yang ketahuan membolos, misalnya, bisa orangtua hukum dengan menambah tugas rumah selama seminggu untuk melatih kedisiplinan mereka.
Berikan Contoh Pemakaian Teknologi yang Bagus
Jadilah teladan yang baik dalam penggunaan teknologi. Sisihkan waktu bersama anak untuk memakai teknologi dengan kreatif.
Misalnya, membuat kerajinan dari tutorial di Youtube, mempelajari sains dengan menonton video animasi yang bagus, hingga bermain catur online bersama-sama.
Saat Teknologi Jadi Adiksi
Dalam beberapa kasus, teknologi sudah berubah menjadi adiksi. Apalagi bila sejak kecil, anak hanya memakai teknologi untuk bermalas-malasan.
Karena itulah pola asuh orangtua mesti berubah. Jangan lagi memusatkan semua hal pada teknologi. Terapkan batasan yang sehat pemakaian gadget, dan tak perlu selalu menghadiahi buah hati dengan “waktu ekstra bermain ponsel.”
Mengapa Tidak Boleh Menggunakan Teknologi untuk Mengontrol Anak?
Penggunaan teknologi untuk mengontrol anak, baik sebagai hadiah maupun hukuman, terbukti memiliki dampak negatif yang signifikan.
Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh ini dapat membentuk pandangan sempit pada anak pra-remaja, yang mengasosiasikan kebaikan dengan gadget, tanpa memahami nilai penggunaan teknologi yang berkualitas.
Baca Juga : 7 Dampak Buruk Akibat Anak Kecanduan Gadget, Yuk Hindari!
Pada remaja, tindakan seperti menyita ponsel justru sering memicu rasa tidak percaya pada orangtua.
Karena itulah orangtua perlu lebih bijaksana dalam mendidik anak menggunakan teknologi.
Hukuman dan hadiah harus sesuai dengan tindakan, bukan sekadar bergantung pada gadget.
Selain itu, berikan juga contoh penggunaan teknologi yang kreatif dan kritis. Stop sekedar menggunakan teknologi untuk mengontrol anak!.
Comments