Parenting Anak Remaja – Anak remaja suka bermain? Apakah orangtua perlu khawatir? Jawabannya tidak. Malah, orangtua perlu mendukung mereka untuk lebih sering bermain.

Usia kanak-kanak ditandai dengan aktivitas bermain yang cukup intens. Balita hingga siswa yang masih SD suka mengoleksi boneka hingga melakukan permainan masak-memasak.

Namun seiring pertambahan usia, terjadi pengurangan aktivitas tersebut. Bukan hanya karena tuntutan belajar, namun juga karena perkembangan kognitif buah hati.

© pexels

Tak jarang, orangtua mendapati anak remajanya menjadi lebih pendiam dan tertutup. Terkadang mereka juga jadi lebih pemarah dan sensitif.

Alasan Orangtua Perlu Mendukung Anak Remaja Suka Bermain

Acap kali, orangtua menuntut anaknya lebih banyak belajar untuk mempersiapkan masa depan sekaligus membatasi pergaulan yang salah. 

Namun di sisi lain, orangtua ternyata juga perlu mendukung anak remaja untuk tetap bermain, lho.

Dr. Ginsburg, seorang ahli pediatri, menyatakan bahwa dengan bermain, remaja akan mendapatkan banyak manfaat.

Ia menjelaskan bahwa bila remaja hanya sibuk belajar dan melakukan aktivitas orang dewasa, mereka tak akan tahu minat dan bakatnya di dunia.

Sebaliknya dengan bermain, remaja bisa melatih kreativitasnya, menemukan hobinya, dan mendapatkan inspirasi untuk hidupnya ketika dewasa.

Mereka juga akan lebih bahagia sehingga tidak mengalami berbagai gangguan mental. Riset yang dilakukan American Journal of Play menyebut bahwa bermain bisa menurunkan depresi, kecemasan, narsisisme, dan keinginan bunuh diri.

Lebih lengkapnya, dengan bermain, remaja akan memperoleh manfaat-manfaat berikut ini: 

  • Bisa melakukan sesuatu yang disuka
  • Meningkatkan kemampuan problem solving
  • Mengatur kestabilan emosi
  • Mendapatkan teman
  • Merasakan kesenangan

Pola Permainan yang Berbeda

Meski orangtua perlu mendukung anak remaja suka bermain, namun perlu dipahami bahwa jenis permainan yang disukai buah hati di masa tersebut berbeda dengan masa kanak-kanak.

Profesor Hilary Conklin yang mengajar Pendidikan Guru di Universitas DePaul Chicago menjelaskan bahwa otak remaja berkembang dengan cepat. Permainan yang mereka suka biasanya melibatkan daya imajinasi tertentu.

Ada beberapa permainan anak-anak yang masih mereka suka, namun ada juga permainan yang khas di usia pubertas.

Mereka mungkin tak lagi tertarik berdandan ala princess atau karakter kartun. Namun mereka masih suka mengenakan kostum saat Halloween hingga cosplay. 

Berikut ini beberapa jenis permainan yang sering dimainkan remaja:

  • Olahraga
  • Yoga hingga senam 
  • Naik gunung, camping, dan jelajah pantai
  • Cosplay
  • Membuat benda dari material sekitar seperti rumah kayu
  • Membuat benda-benda seni
  • Main video game
  • Role-playing
  • Membuat website
  • Membuat video TikTok
  • Main musik
  • Berkebun
  • Memasak
  • Membuat film pendek
  • Menulis
  • Menari
  • Pergi ke taman bermain
  • Karaoke

Bagaimana Orangtua Mendukung Anak Remaja Suka Bermain?

Dr. Conklin menjelaskan bahwa masa remaja merupakan masa yang cukup kompleks. Di satu sisi, mereka akan segera dewasa, namun di sisi lain, mereka kadang ingin bertingkah seperti anak kecil lagi.

Orangtua perlu memahami kekompleksan tersebut. Mereka perlu mengizinkan anak remajanya untuk sesekali bertingkah kekanakan pada waktu dan tempat yang tepat.

Bahkan bila memungkinkan, orangtua bisa terlibat saat anak melakukan suatu permainan.

Selain itu, orangtua juga bisa memberikan dukungan dengan menyediakan fasilitas bermain yang memadai.

Jangan sampai anak terkungkung dalam jadwal ketat tanpa bisa menikmati masa mudanya. 

Dr. Conklin menyebut bahwa hal ini sering terjadi di keluarga kaya di mana para remaja harus mengikuti berbagai aktivitas untuk mempelajari berbagai keterampilan.

Baca Juga : 6 Hal yang perlu diketahui Agar Anak Terbuka dengan Orangtuanya

Terkait dengan jenis permainannya sendiri, Dr. Conklin menyatakan bahwa tiap remaja akan tertarik dengan jenis permainan yang berbeda.

Yang terpenting, orangtua tidak melarang anak remaja suka bermain asal masih dalam batasan yang wajar.

Categorized in: