Kesempatan kali ini, kami ingin mengajak kepada para orang tua tentang betapa pentingnya untuk menjaga buah hatinya agar terhindar dari dampak buruk yang terjadi pada anak kecanduan gadget.

Manusia saat ini hidup pada era digital yang mana segala kegiatan dapat dikerjakan dengan mudah dengan perantara teknologi digital.

Aktivias seperti belajar, bekerja, dan berbelanja merupakan sebagian contoh kegiatan yang dapat terselesaikan dengan teknologi digital.

Manusia dan teknologi digital sudah tidak bisa terpisahkan lagi. Itulah sebabnya manusia saat ini dijuluki sebagai digital native.

Teknologi digital telah mengubah sebagian besar kebiasaan hidup kita. Dahulu, orang membaca berita melalui koran.

Sekarang, mereka dapat membaca berita dan mengakses informasi melalui layar smartphone atau komputer-nya sendiri.

Dulu, orang harus pergi berbelanja ke pasar. Tapi sekarang, mereka hanya perlu beberapa kali sentuh pada layar smartphone mereka untuk mendapatkan barang yang mereka cari.

Lalu, Apa Dampak Buruk dari Anak Kecanduan Gadget ?

Namun, tidak selamanya dunia digital berdampak positif dalam kehidupan manusia.

Adakalanya, teknologi digital juga memberikan dampak buruk, terutama pada anak-anak.

Anak Kecanduan Gadget
© Pexels

Berikut ini 7 dampak buruk dari anak kecanduan gadget :

Lalai dalam beribadah.

Seringkali kita temui bahwa anak yang sedang fokus bermain gadget sulit sekali dalam melaksanakan ibadah, sholat misalnya.

Anak menjadi lalai dan lupa waktu, sehingga orang tua perlu berteriak untuk mengingatkan anaknya sholat.

Mengakses situs web yang tidak baik.

Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tentu saja, anak-anak bisa dengan mudahnya mengakses situs web dengan konten yang tidak baik seperti situs pornografi, kekerasan, kejahatan, dan sejenisnya, yang membuat mereka mengalami perubahan perilaku yang negatif secara psikologis.

Mereka bisa dengan mudahnya menirukan apa yang mereka lihat dan dengar.

Kurang pergaulan dan antisosial.

Apabila anak-anak terus-menerus bermain gadget, maka mereka akan membentuk dunia mereka sendiri.

Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang pergaulan dan sulit berbaur dengan orang lain.

Mereka akan tumbuh apatis terhadap dunia nyata.

Lebih parahnya, mereka bisa terjebak antisosial karena terlalu sibuk di depan layar handphone, seakan-akan mereka tidak punya teman lain, selain smartphone-nya.

Pengaruh buruk terhadap pergaulan.

Gadget dapat berpengaruh buruk terhadap pergaulan jika orang tua kurang mengontrol penggunaan gadget pada anaknya.

Ada anak yang terpaksa mencuri karena kuota internetnya habis, ada juga anak yang memaksa kedua orang tua nya untuk membelikan ia gadget baru yang lebih canggih.

Bermain games dengan unsur kekerasan.

Banyak sekali aplikasi games yang menunjukkan unsur-unsur kekerasan.

Anak-anak bisa dengan mudahnya “mengonsumsi” games tersebut tanpa sepengetahuan kedua orang tua nya.

Menurut para pakar pendidikan, games berunsur kekerasan dan agresi ini adalah pemucu munculnya perilaku agresif dan sadis pada diri anak.

Baca Juga : 6 Rekomendasi Mainan Edukasi Anak di Zaman Millenial

Terkena sindrom psikis “NPD”.

Tanpa kita sadari, gadget dapat membuat anak-anak cenderung selfish, yaitu orang yang narsis atau hanya ingin memuji dirinya sendiri.

Mereka cenderung hanya fokus pada dirinya sendiri sehingga tidak bisa berempati atas penderitaan orang lain.

Narcissistic personality disorder (NPD) bukan hanya sekedar keinginan melakukan swafoto dan membagikannya di sosial media.

Namun lebih dari itu, bahaya NPD menyebabkan anak menjadi keras kepala atau tidak bisa dinasihati, sering menetapkan tujuan yang tidak realistis, dan memiliki harga diri yang rapuh.

Dampak Buruk dari Anak Kecanduan Gadget yang terakhir adalah Menjadi Malas Berpikir

Anak-anak dapat mengalami ketergantungan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Mereka bisa kecanduan dunia digital, alias smartphone atau gadget canggih lainnya.

Hal ini menyebabkan mereka malas berpikir karena selalu mengandalkan Google yang bisa menyelesaikan masalahnya.

Sedikit sekali anak-anak kreatif yang mau berpikir pada era digital ini.

Bahkan, sudah jarang sekali kita melihat budaya belajar kelompok pada murid-murid karena dengan Google, mereka merasa bisa menyelesaikan tugas-tugasnya tanpa harus belajar kelompok.

Ada banyak lagi kondisi yang mengkhawatirkan seperti anak yang susah disuruh tidur atau anak yang susah makan karena sudah kecanduan gadget.

Categorized in: