Skill Emosional dan Komunikasi Sangat Penting untuk Anak

Begitu banyak keterampilan anak yang dapat orangtua kembangkan, salah satunya adalah mengasah emosional dan komunikasi pada anak.

Melihat anak yang suka di rumah sendirian dan tidak rewel mungkin menjadi kebanggaan tersendiri bagi orangtua.

Beberapa diantara kita merasa anak-anak seperti ini adalah anak yang baik dan tidak menyusahkan orangtuanya. 

© unsplash

Namun orangtua juga perlu waspada karena bisa saja gejala ini merupakan tanda anak tidak memiliki keterampilan sosial dan emosional yang baik.

Keterampilan komunikasi sosial dan emosional menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi anak untuk menghadapi masa depan.

Jika perkembangan komunikasi sosial dan emosional anak terhambat, maka ia akan mengalami kesulitan bersosialisasi kedepannya. 

Memahami Keterampilan Komunikasi Sosial dan Emosional Pada Anak

Keterampilan komunikasi sosial pada anak yaitu mencakup serangkaian kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain secara efektif.

Keterampilan komunikasi sosial ini membantu anak membangun hubungan yang positif, menjalin persahabatan dan berinteraksi dengan orang lain.

Sedangkan keterampilan emosional pada anak yaitu kemampuan anak yang mencakup untuk memahami, mengenali, dan mengelola emosi mereka sendiri serta berinteraksi dengan orang lain secara sehat.

Keterampilan emosional pada anak sangat penting untuk membentuk kesehatan mental mereka pada masa mendatang.

Cara Mengasah Emosional dan Komunikasi pada Anak

Kemampuan komunikasi sosial dan emosional yang baik pada anak tidak muncul secara natural.

Namun seorang anak membutuhkan stimulus, adapun cara mengembangkan keterampilan komunikasi sosial dan emosional pada anak yaitu sebagai berikut:

1. Habiskan waktu lebih banyak bersama anak

Mengajarkan anak bagaimana cara mengembangkan sosial dan emosional harus orangtua ajarkan terlebih dahulu.

Para orangtua harus bisa untuk menghabiskan waktu bersama dan memancing stimulus anak seperti memintanya untuk bercerita, mengungkapkan emosinya dan lain sebagainya. 

Jika orangtua dan anak tidak punya waktu yang cukup banyak, hal ini bisa dilakukan saat waktu-waktu senggang. Semisal, orangtua bisa meminta anak bercerita tentang aktivitasnya selama bersekolah setiap harinya.

2. Ajak anak melakukan aktivitas luar ruangan

Salah satu penyebab anak memiliki komunikasi sosial dan emosional yang buruk adalah tidak terbiasa melakukan aktivitas luar ruangan (outdoor).

Orangtua mengira memberikan mainan dan memintanya untuk bermain sendiri membuat sang anak dapat memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

Ketika anak memiliki gejala kesulitan berkomunikasi sosial dan emosional yang buruk, ada baiknya orang tua memintanya untuk melakukan aktivitas luar ruangan, seperti bermain dengan teman sebaya.

Ketika melakukan aktivitas luar ruangan, anak akan melihat dan mengamati orang- orang-orang dengan lingkungan baru.

3. Kenalkan rasa Empati

Orangtua juga harus mengajarkan empati kepada anak, empati adalah merasakan apa yang dirasakan orang lain dari sudut pandang mereka.

ketika rasa empati dalam diri anak muncul, maka ia bisa menempatkan posisinya posisinya kepada orang lain. 

Empati ini juga bertujuan agar anak tidak tumbuh menjadi pribadi yang egois namun menjadi pribadi yang tenggang rasa dan mau menolong orang lain. 

Baca Juga : Mengatasi Anak Yang Malas, Berikut 5 Tips Yang Harus Dilakukan!

4. Lebih dekat dengan memberi Apresiasi

Beberapa anak tidak menunjukkan emosi pada orang lain karena selama ini bisa saja ia tidak pernah mendapatkan apresiasi dari orang-orang terdekatnya sendiri.

Melatih kemampuan sosial dan emosional anak yang stabil juga dapat orangtua lakukan dengan memberikan apresiasi  saat anak menunjukkan perilaku baik.

Saat orangtua melakukan hal ini dapat memotivasi anak untuk berperilaku lebih baik lagi.

5. Bantu anak dalam mengelola Emosinya

Hal terpenting dalam mengembangkan kemampuan emosional anak yaitu dengan cara mengajarkan anak mengelola emosinya sendiri.

Orangtua harus mengajarkan anak ketika mereka sedang merasakan senang, sedih, marah dan juga takut.

Orangtua juga harus mendorong anak untuk membicarakan perasaan mereka dengan merasa nyaman tanpa takut dicela.

Categorized in: