Resiko Sibling Bullying, berbahayakah ? – Di Indonesia, rerata keluarga memiliki 2 orang anak. Namun di beberapa daerah atau demografi tertentu, memiliki banyak anak masih dianggap sangat lumrah. Ibarat kata, “banyak anak banyak rezeki.”

Padahal, buah hati yang dibesarkan dengan banyak kakak atau adik ternyata memiliki kerentanan mental tersendiri. Sebuah studi yang diterbitkan Journal of Family Issues melaporkan hal tersebut. 

Mereka melakukan penelitian terhadap 9.400 anak Tiongkok dan 9.100 anak Amerika Serikat. Anak-anak yang dijadikan responden diminta merespon pernyataan krusial seperti “Aku merasa tidak berguna.” 

sibling bullying
© wallpaperflare

Hasilnya sangat mengejutkan. Anak tunggal memberikan respon yang lebih baik dengan indikasi kesehatan mental yang juga baik. Sebaliknya, mereka yang punya banyak saudara kandung ternyata memiliki mental health lebih buruk.

Lebih lanjut, penelitian itu juga mengungkap bahwa saudara yang umurnya tak jauh berbeda memiliki masalah mental lebih tinggi. Sementara anak tunggal dan anak yang punya satu saudara kandung di Amerika mempunyai kesehatan mental yang lebih baik.

Sibling Bullying, Efek Punya Banyak Saudara Kandung

Apa penyebab fenomena tersebut? Para peneliti mengajukan beberapa penjelasan. Dr. Downey, dosen di Universitas Ohio menyebut bahwa keberadaan saudara kandung bisa menurunkan kualitas sarana dan prasarana yang diberikan orangtua serta mengacaukan interaksi anak dan orangtua yang ideal.

Dr. Corinna Jenkins Tucker memiliki penjelasan tersendiri. Menurutnya orangtua harus mengantisipasi fenomena “sibling bullying”. Sibling bullying terjadi saat satu atau lebih saudara melakukan perundungan terhadap saudaranya yang lain.

Meski sering disepelekan, perundungan antar saudara akan menyebabkan berbagai masalah mental bagi korbannya saat dewasa nanti. Ironisnya angka sibling bullying di AS ternyata sangat tinggi. 

Hal ini diperlihatkan pada data yang dikumpulkan National Survey of Children’s Exposure to Violence atau NatSCEV. Sebanyak dua per tiga dari 3.600 anak Amerika yang berusia kurang dari 17 tahun melaporkan bahwa mereka pernah dirundung saudaranya sendiri.

Efek Positif Punya Banyak Saudara Kandung

Meski keberadaan saudara kandung bisa menimbulkan dampak tak mengenakkan, perlu dipahami bahwa studi di atas tidak membedakan relasi antar saudara yang sehat dengan yang toksik.

Pasalnya, beberapa penelitian sebelumnya justru menyebut bahwa keberadaan saudara kandung justru bisa membuat seorang anak jadi lebih baik. Anak dengan saudara kandung memperlihatkan karakter lebih empatik, kompetitif, dan aktif secara sosial.

Efek keberadaan saudara kandung yang buruk, menurut Dr. Shawn Sidhu hanya terjadi saat relasi yang tercipta adalah relasi yang tidak sehat. Dalam kondisi demikianlah, hubungan antar saudara justru bisa menciptakan pengalaman traumatik.

Apa yang Harus Dilakukan Orangtua dengan Banyak Anak?

Lantas, apa yang mesti orangtua lakukan mendapati hal tersebut? Masih menurut Dr. Shawn Sidhu dari Health Science Newsroom, orangtua semestinya tidak membedakan satu anak dengan yang lain.

Membanding-bandingkan anak bisa berefek buruk karena menciptakan “sibling rivalry.” Mereka yang performanya buruk akan tumbuh dengan perasaan inferior yang bisa berakibat negatif di kemudian hari. Relasi antar saudara pun jadi renggang saat orangtua memiliki anak favorit.

Perundungan antar saudara dengan demikian juga harus diwaspadai. Orangtua wajib memiliki kemampuan untuk membuat semua anaknya saling menyayangi. 

Baca Juga : Yuk! Mengenal Surrogate Mother dan Bagaimana Hukumnya?

Selebihnya, orangtua tak boleh abai saat salah satu anak menunjukkan pola perilaku yang tak baik. Misalnya, terlibat pergaulan bebas. Sebab saat salah satu anak melakukan hal yang buruk, saudaranya yang lebih muda rentan melakukan hal yang sama.

Di berbagai negara sendiri, trend memiliki banyak anak telah mengalami penurunan. Namun para peneliti belum berani mengambil simpulan tentang bagaimana efek punya banyak saudara kandung pada masyarakat dengan pola tersebut.

Categorized in: