Mengenal apa itu gangguan Separation Anxiety ?

Separation Anxiety bisa disebut dengan kondisi dimana rasa cemas yang berlebih saat berpisah.

Gangguan ini terjadi saat anak menunjukan ketakutan yang berlebih saat dia terpisah dari orang tua atau pengasuhnya.

Apabila seorang anak sampai mengalami gangguan tersebut, maka anak dapat mengalami permasalahan terkait dengan perkembangannya.

Kondisi ini secara tidak langsung akan berdampak buruk terhadap anggota keluarga yang lain.

separation anxiety
© unsplash

Anak dengan gangguan tersebut memiliki kebutuhan yang berlebih untuk mendapatkan perhatian dari orang tua.

Demi mendapatkan perhatian itu, anak rela mengabaikan pikiran dan perasaannya sendiri.

Orang tua seolah dipaksa untuk harus lebih memberikan perhatian ekstra kepada anaknya.

Hal ini membuat orang tua tidak memiliki waktu yang cukup untuk kegiatannya sendiri.

Alhasil kondisi itu dapat membuat orang tua semakin frustasi. Apabila hal itu terjadi, justru membuat kondisi anak tidak lekas membaik.

Hal ini dapat memicu kecemasan tiada akhir antara orang tua dan anak.

Ciri-ciri Gangguan Tersebut.

Dari penjelasan di atas, ada beberapa ciri-ciri yang dapat diketahui terkait gangguan tersebut.

  • Tidak mau terpisah dari orang tua atau pengasuh.
  • Anak menangis secara ekstrem.
  • Menunjukan keluhan-keluhan fisik, seperti pusing atau muntah.
  • Marah yang meledak-ledak (temper tantrum).
  • Sulit berinteraksi dengan teman sebayanya.
  • Tidak mau tidur sendirian.
  • Mengalami mimpi buruk.

Sejumlah peneliti mengatakan bahwa seorang anak yang mengalami gangguan Separation Anxiety akan beresiko menderita gangguan separation insecurity pada masa dewasanya.

Selain itu, nantinya juga akan mengalami gangguan kepribadian ketergantungan (Nolen-Hoeksema, 2011).

Gangguan kepribadian ketergantungan justru berdampak lebih kronis dan mencakup aspek yang lebih luas.

Baca Juga : Kecemasan pada Anak, Lalu Bagaimana Cara Mengatasinya ?

Dari uraian tersebut kita dapat melihat bagaimana gangguan tersebut bisa terjadi melalui pola asuh yang diberikan orang tua.

Sudah pasti akan berdampak negatif apabila anak sudah menunjukan tanda-tanda dari gangguan tersebut sejak usia dini.

Categorized in: