Mengkritisi Gaya Parenting Amy Chua, Tiger Parenting

Efek Tiger Parenting pada Emosional Anak – Sebuah penelitian menunjukan bahwa anak yang memiliki EQ tinggi dapat beradaptasi dalam lingkungan masyarakat.

efek tiger parenting
© unsplash

American Journal of Public Health menjelaskan tentang pentingnya EQ dalam menentukan masa depan anak yang lebih baik.

Selain itu anak yang mempunyai kemampuan EQ yang lebih tinggi.

Memiliki resiko lebih kecil untuk mengalami depresi dan kecemasan yang hal itu merupakan tepi jurang kesengsaraan bagi kehidupan si anak.

Perhatian orang tua terhadap perkembangan emosional anak salah satunya tercermin pada penerapan gaya pengasuhan.

Amy Chua, seorang profesor Yale University menjelaskan sebuah gaya pengasuhan tiger parenting yang ditulis pada buku yang berjudul Battle Hymn of The Tiger Mother.

Tiger Parenting merupakan gaya pengasuhan dari Cina yang berlandaskan pada ideologi gua’n dan jia’o xun.

Secara harfiah gua’n adalah “untuk memerintah” dan jia’o xun adalah “untuk menghukum”

Gaya pengasuhan tiger parenting yang diterapkan Amy Chua pada anak-anaknya tentunya menjadi pembahasan menarik terkait kali ini.

Tiger Parenting, Tiger Mom

Amy Chua merujuk pada seorang ibu yang keras dan menuntut dengan harapan tinggi untuk kesuksesan akademik pada anak-anaknya.

Tiger Parenting menyajikan sebuah gaya pengasuhan yang ganas dalam mendisiplinkan anak-anak dan sudah sebuah kewajiban harus unggul dalam bidang akademik mereka.

Baca Juga : Tiger Parenting, Metode Pola Asuh dari China yang jadi Kontroversi

Tuntutan tiger mom sudah menjadi suatu yang keharusan tanpa terlalu mempedulikan dampak psikologis dan emosional dari tuntutan tersebut.

Mereka percaya bahwa hal itu adalah yang terbaik untuk masa depan anak-anaknya.

Faktor yang Mempengaruhi Emosi Anak

Emosi anak tentunya menjadi perhatian penting dalam dunia parenting.

Setidaknya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi anak yang perlu kamu ketahui :

Keadaan Individu – Hal yang dimaksud adalah semisal terjadi kekurangan atau cacat fisik yang akan mempengaruhi mental dan perkembangan emosional anak.

Hal tersebut pula yang membuat anak merasa rendah diri, gampang tersinggung dan menjadi penyendiri.

Lingkungan Keluarga – Lingkup keluarga mempunyai fungsi dalam sosialisasi nilai keluarga dalam bagaimana anak bersikap dan berperilaku.

Keluarga merupakan lembaga pertama yang mengajarkan individu, menanamkan dasar pengalaman emosional.

Penerapan pola asuh pada lingkup keluarga yang dirasakan pada anak tentu akan memberikan dampak besar bagi perkembangan emosinya.

Interaksi Pergaulan – Anak seringkali membangun interaksi pada pergaulan dengan teman-teman sebayanya dengan cara berkumpul dan melakukan aktifitas bersama.

Interaksi dalam lingkup pergaulan pertemanan biasanya bersifat intens dan memiliki solidaritas yang tinggi.

Hal itu pun menjadi salah satu tujuan positif dari interaksi pergaulan dalam memenuhi minat mereka.

Interaksi dengan Sekolah – Para guru adalah tokoh penting dalam mempengaruhi kehidupan anak.

Sebagai sosok intelektual, guru menjadi tokoh yang mempunyai kuasa bagi anak-anak.

Oleh karena itu, tak jarang anak-anak lebih percaya, patuh bahkan takut kepada guru ketimbang orang tua mereka sendiri.

Posisi guru sangat strategis dalam pengembangan emosi anak melalui penyampaian materi-materi yang positif dan konstruktif.

Efek Tiger Parenting

Pola pengasuhan tiger parenting tentunya memilik dampak besar kepada anak dan orang tua itu sendiri.

Kembali lagi kepada orang tua dalam memilih gaya parenting (parenting styles) yang cocok kepada anak-anaknya.

1. Dampak Positif

Walau terkesan terdengan garang dan ganas, tiger parenting mempunyai dampak positif bagi orangtua.

Pada penerapannya tiger parenting menjadikan orang tua sangat bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anaknya.

Karena orang tua tersebut akan memikirkan dan bertindak dalam hal apa saja untuk membuat masa depan anaknya lebih baik.

Hal-hal tersebut biasanya orang tua akan membuat anaknya menjadi lebih patuh dan disiplin.

Orangtua akan mengajarinya untuk terus berusaha tanpa kenal menyerah khususnya untuk mencapai hasil akademik yang memuaskan.

2. Dampak Negatif

Setelah mengetahui penjelasan dari tiger parenting, pada penerapannya akan mempengaruhi perkembangan emosinya.

Hal tersebut ditandai dengan kurang bahagianya anak karena tidak mendapatkan izin untuk bermain dengan leluasa bersama teman-temannya.

Lebih lanjut lagi, anak juga bisa merasa kurang memiliki wewenang terhadap dirinya sendiri.

Karena mereka merasa banyak hal tentang diri mereka sudah diatur oleh orang tuanya.

Hal yang paling buruk mungkin bisa saja terjadi apabila munculnya rasa depresi dari si anak.

Dikarenakan orangtua dalam pola asuh selalu berusaha menekan anak dengan segala cara tanpa memikirkan dampak psikologis anaknya.

Baca Juga : Pendidikan Holistik untuk Masa Depan Anak yang Cerah

Menjadi hangat dalam mendisiplinkan, memandirikan anak-anak pada waktu yang tepat bisa menjadi hal yang manis bagi orangtua dalam proses mendidik anak.

Karena bagaimanapun juga perhatian yang baik dalam memantau perkembangan emosi anak perlu sekali agar anak dapat tumbuh seimbang.

Categorized in: